Memiliki sifat elektronik, graphene
merupakan material baru yang unggul. Untuk meneliti dan mengembangkan
material ini, Nokia menerima hibah dana sebesar US$1,35 miliar, setara
Rp13,1 triliun, dari Uni Eropa selama satu dekade ke depan.
"Kami bangga terlibat dengan proyek
ini, dan kami memiliki 'akar' yang kuat di lapangan. Kamilah yang
pertama mengerjakan graphene sejak tahun 2006 lalu," kata Direktur
Teknologi Nokia, Henry Tirri, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Cnet,
Senin 3 Februari 2013.
"Sejak itu, kami mengidentifikasi di
mana bahan ini dapat diterapkan dalam lingkungan komputasi modern.
Sejauh ini, kami merampungkan sejumlah pekerjaan yang menjanjikan, tapi
saya yakin inovasi terbesarnya belum ditemukan," Tirri menjelaskan.
Selain diklaim paling kuat di dunia,
yaitu 300 kali lipat lebih kuat dari baja, graphene memiliki segala
unsur kualitas lainnya. Material ini juga merupakan objek tertipis
sekaligus paling ringan yang pernah ditemukan oleh manusia. Ketebalannya
hanya satu atom.
Graphene terbuat dari kristal dua
dimensi, dan terlihat sedikit seperti tip isolasi, tapi jauh lebih
tipis. Selain itu, material ini juga transparan, bisa ditekuk, dan
memiliki sifat konduksi lebih baik ketimbang tembaga.
Jika berhasil dalam pengembangannya,
maka Nokia akan mampu membangun ponsel yang sangat ringan, tahan lama,
dan tidak rentan terhadap panas yang berlebihan.
"Ketika berbicara tentang graphene,
kami telah mencapai titik balik. Sekarang kami berada di awal revolusi
graphene," kata Jani Kivioja, pemimpin penelitian Nokia Research Center,
dalam pernyataannya.
"Dulu, kita tahu cara untuk
memproduksi besi murah yang melatarbelakangi revolusi industri. Lalu ada
silikon. Dan, sekarang waktunya untuk graphene," tutur Kivioja optimistis.
0 komentar